James Wannerton adalah salah satu dari dua setengah juta orang di
dunia yang mengalami sebuah gangguan neurologis langka. Penderitanya
bisa merasakan atau mencicipi kata-kata.
Kondisinya dalam medis disebut sinestesia, kondisi neurologis yang
menyebabkan penderitanya mengalami persepsi informasi melalui modalitas
rasa yang tidak terhubung ke sumbernya. Dengan kata lain, para
penderitanya dapat mendengar warna, membaui suara, dan mencicipi bentuk.
Salah
satu kenangannya yang paling awal adalah ketika ia berusia sekitar
empat atau lima tahun. Ketika itu ia sedang menyanyikan sebuah doa. Yang
melekat dalam ingatannya bukan guru, teman dan keadaan saat itu,
melainkan rasa doa yang menurutnya seperti daging asap.
Saat
masuk sekolah, James mengaku selalu jadi anak yang senang melamun. Ia
sering menatap keluar dari jendela sambil mencicipi apa saja di
sekelilingnya.
Menurut James, warna biru itu indah seperti buah
opal yang manis dan lembut. Lalu, liburan keluarganya di Devon terasa
seperti bata. Perjalanan lain terasa seperti cokelat dan permen karet
anggur.
“Bagi saya, mengecap kata-kata itu sama alaminya dengan
bernapas, tetapi sebagai anak kecil saya tidak tahu kalau saya berbeda
dari orang lain,” katanya, seperti dikutip dari Daily Mail.
Oleh
karenanya, James susah berkonsentrasi dan membaca. Ia bahkan tidak
pernah membaca novel karena tidak kuat berhadapan dengan prosanya yang
berbunga-bunga. Ia hanya membaca buku faktual atau buku dengan gambar.
“Beberapa kata terasa lebih enak daripada yang lain. Kata-kata dalam
bahasa Perancis itu sulit karena kebanyakan dari mereka terasa seperti
telur.”
Ia menambahkan, “Saya memiliki masalah dengan orang yang berbicara sangat jelas. Mereka membangkitkan rasa terlalu banyak.”
Orang
yang bergumam atau dan pembicara yang cepat lebih mudah ia atasi,
begitu pula orang dengan aksen. Ketika berusia 21 tahun, dalam
kunjungannya ke Amerika Serikat pada tahun 1981, James menonton seorang
wanita di televisi yang mengatakan ia bisa melihat warna ketika ia
mendengarkan musik. James pun menyadari bahwa ia mungkin bukan
satu-satunya.
James segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit
Maudsley di London, di mana ia menjalani serangkaian scan MRI untuk
melihat bagian otak yang terkait dengan rasa. Ia terbukti mengalami
sinestesia.
“Saya akhirnya merasa tidak gila,” ungkap James.
Sebelumnya
ia takut memberitahu orang tentang gangguan sinestesia karena tidak
ingin dikira gila. Selain itu, ia paham bahwa sinestesia sulit
dimengerti orang awam bahkan mungkin dokter.
Sejak didiagnosis,
James mengirimkan lebih dari 3.000 kata-kata yang memiliki rasa kepada
para peneliti di University College London dan Edinburgh University.
“Mereka masih suka menelepon saya hingga sekarang. Biasanya mereka
memberikan kata-kata kepada saya, lalu saya harus segera
mengartikulasikan rasa apapun dari kata-kata itu.”
James
melanjutkan, pada dasarnya sinestesia adalah kesalahan genetik. Ibu dan
kakaknya juga memiliki gangguan itu, tetapi tidak terlalu kuat.
Sinestesia
disebabkan ketika jalur neurologis antara indera tidak dipangkas selama
perkembangan otak, sehingga indera saling tumpang tindih. Karena itulah
beberapa orang dapat 'mendengar' tekstur, orang lain dapat 'melihat'
bau.
“Melihat ke belakang, kemampuan saya dalam merasakan
kata-kata memiliki dampak serius terhadap cara saya berinteraksi dengan
orang. Saya yakin itu sebabnya saya menjadi analis sistem, di mana
pekerjaan itu merupakan kegiatan soliter.”
James juga menghindari
pernikahan dan pesta selama bertahun-tahun, dan jika ia mengenal
seseorang dengan nama yang memiliki rasa mengerikan, maka ia tidak akan
pergi ke pesta itu.
Kebanyakan teman James memiliki nama yang
rasanya bagus, tetapi ia akan menghindari orang atas dasar bahwa nama
mereka terasa tidak menyenangkan.
“Gordon memiliki rasa kotoran.
Gordon Brown bahkan lebih buruk. Itu nama menjijikkan, campuran lumpur
dan Marmite. Benar-benar menjijikkan. Tony, di sisi lain, memiliki rasa
kelapa kering. Dan saya tidak keberatan dengan Martin, yang memiliki
rasa asam Bakewell."
James tertarik pada gadis-gadis dengan nama
yang rasanya bagus. Ia tidak pernah berkencan dengan seseorang bernama
Helen (rasa lendirnya terlalu kuat), Barbara (rasa rhubarb atau sejenis
tanaman), dan Jemma (permen meleleh).
“Pasangan saya bernama
Jeanette, yang menurut saya bagus karena namanya memiliki rasa daging
asap yang ringan. Saya sendiri lebih suka ia dipanggil Genna atau Gemma
atau Hanna atau sesuatu yang manis semacam itu.”
Dikutip dari Huffington Post,
sekitar 100 jenis sinestesia telah didokumentasikan, dan kondisi ini
terjadi kepada sekitar empat persen dari populasi umum. Bagi para
ilmuwan, sinestesia menyajikan masalah yang menarik. Menurut American
Psychological Association, gangguan ini adalah fenomena biologis,
berbeda dari halusinasi. Kondisi sinestesia bisa menurun dari keluarga
dan lebih banyak terjadi pada wanita.
Selain itu, penelitian
menunjukkan bahwa sekitar satu dari 2.000 menderita sinestesia, dan
beberapa ahli menduga satu dari 300 orang memiliki beberapa variasi
sinestesia.
Bentuk yang paling umum dari sinestesia adalah
pendengaran berwarna, yang artinya suara dan terlihat sebagai warna.
Kebanyakan penderita melaporkan bahwa mereka melihat suara tersebut
secara internal, dalam "mata pikiran."
Beberapa penderita
mengalami kelebihan beban sensori sehingga mereka menjadi kelelahan
karena begitu banyak stimulasi. Tapi beberapa merasa biasa-biasa saja
dan mereka menganggap gangguan sinestesia sebagai bonus indera.
Sumber : http://kosmo.vivanews.com/news/read/308757-penyakit-langka--mencicip-dan-membaui-kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar