Siapkah Koperasi Menghadapi Era Globalisasi?
Sebelum menjawab pertanyaan “ Siapkah koperasi menghadapi era
globalisasi?” alangkah baiknya mengetahui perngertian dari globalisasi,
pengertian globalisasi perekonomian serta dampak dari globalisasi itu sendiri.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi
adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara. Sedangkan menurut
asal katanya, kata Globalisasi
diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari
setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi
perekonomian
Globalisasi
perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasa yang
semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika
globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan
semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar
produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya
juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Dampak
Globalisasi
Dampak
Positif Globalisasi
1. Produksi global dapat ditingkatkan
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
6. Mudah
memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
7. Mudah
melakukan komunikasi
8. Cepat
dalam bepergian (mobilitas tinggi)
9. Menumbuhkan
sikap kosmopolitan dan toleran
10. Memacu
untuk meningkatkan kualitas diri
11. Mudah
memenuhi kebutuhan
Dampak
Negatif Globalisasi Ekonomi
1. Menghambat pertumbuhan sektor industri
2. Memperburuk neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
5. Informasi
yang tidak tersaring
6. Perilaku
konsumtif
7. Membuat
sikap menutup diri, berpikir sempit
8. Pemborosan
pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
9. Mudah
terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu
negara
Setelah
mengetahui arti globalisasi serta dampak dari globalisasi kita dapat mulai
menganalisa pertanyaan tersebut.
Menurut saya
koperasi saat ini belum siap untuk menghadapi era globalisasi.
Mengapa????
Karena koperasi saat ini kondisinya sedang tidak baik, bahkan bisa dibilang
buruk. Penyebabnya pengelolaan yang kurang profesional, kurangnya pengaturan
manajemen, pengurus banyak yang korup, pengelola koperasi juga belum ada
kemampuan untuk benar – benar mengelola dengan baik, produk yang dihasilkan
juga belum mencukupi. Sebenarnya Indonesia bisa menjadi Negara maju, dengan kekayaan
alam yang di miliki oleh Indonesia, jika dikelola dan dikembangkan dengan baik,
pasti Indonesia bisa menjadi negara maju. Tetapi, karena pengolahannya kurang
dan masyarakatnya belum bisa memanfaatkan hasil bumi Indonesia maka Indonesia
belum bisa dikatakan sebagai Negara maju.
Mengglobalkan
koperasi
Koperasi
sebagai suatu badan usaha kerakyatan di Indonesia tidak luput dari pengaruh
derasnya arus globaliasi. Jalan koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan
perekonomian dunia terbuka lebar. Koperasi harus mengevaluasi diri agar dapat
menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan sayap koperasi di percaturan
perekonomian global. Dalam era globalisasi ini seleksi alam tentu saja terjadi,
walaupun koperasi hanyalah badan usaha kecil dan menengah, koperasi harus
menjadi badan usaha yang kompetitif dibandingkan badan usaha lainnya. Koperasi
dalam persaingan bebas bersaing dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang
dalam banyak hal tidak sebanding kekuatannya dengan koperasi. Kemampuan
menetapkan harga dan struktur pasar mempengaruhi koperasi agar dapat survive
bahkan unggul dalam percaturan perekonomian global. Koperasi perlu melakukan
pemberdayaan dan menempuh langkah-langkah antisipatif agar tetap eksis sebagai
anggota aktif dalam perdagangan bebas, diantaranya:
1. Membenahi kondisi internal koperasi
Koperasi
perlu membenahi kondisi internalnya. Dominasi pengurus yang berlebihan dan
tidak sesuai dengan proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan.
Peraturan akan memperkecil adanya penyimpangan-penyimpangan dalam koperasi,
sehingga pemanfaatan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan dalam hal
pengelolaan dana, maupun praktik;praktik KKN dapat dihindari.
2. Menetapkan sistem GCG
Koperasi
perlu mencontoh sistem Good Corporate Governance (GCG) seperti yang telah
diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan.
Implementasi GCG pada beberapa hal dapat pula diterapkan dalam koperasi.
Untuk itu sudah selayaknya Kementrian Koperasi dan UKM memperkenalkan suatu
konsep sistem GCG pada koperasi-koperasi agar terciptanya tata kelola koperasi
yang lebih baik.
3. Mengembangkan teknologi dan meningkatkan sumber
daya manusia di koperasi
Sebagai
salah satu anggota dalam pasar bebas, tentunya koperasi harus berhadapan dengan
pesaing-pesaing usaha lainnya. Untuk dapat survive dalam pasar global,
kebutuhan akan informasi dan peningkatan sumber daya sangat diperlukan.
Koperasi di EraGlobalisasi
Keberadaan
beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat,
walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat
bentuk eksistensi koperasi :
Pertama, koperasi
dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan
kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud
dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan
pemasaran, atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi penyediakan
pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain atau
lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan.
Kedua, koperasi
telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat
telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan
lembaga lain. Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi
adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik.
Ketiga, koperasi
menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilai
telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada
berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan
kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut
Langkah Koperasi untuk Menghadapi EraGlobalisasi
Berikut ini
adalah ringkas langkah koperasi untuk menghadapi era-globalisasi:
a. Dalam
menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan
kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan
aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap
koperasi berbeda-beda.
b. Adanya
efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya
tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh
lembaga non-koperasi.
c.
Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping
kerja keras, figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur
serta transparan.
d. Pemahaman
pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai
koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting
karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah
terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami
secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
e. Kegiatan
koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
f. Koperasi
produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali
supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian,
koperasi pun mampu setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah
terseret arus globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita
benahi koperasi sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati
diri bangsa dalam memajukan perekonomian.
Seandainya
globalisasi benar-benar terwujud sesuai dengan skenario terjadinya pasar bebas
dan persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang
koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan
internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah
satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi
lainnya.
Prospek Koperasi Menghadapi Globalisasi
Tantangan Globalisasi. Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya
pergerakan barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku
ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama. Sehingga era globalisasi sering
menjadi dilema bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Kita tidak bisa
membendung dan menahan bergulirnya globalisasi di tengah-tengah masyarakat,
yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap
tantangan globalisasi. Para pelaku usaha khususnya koperasi dan UMKM harus
mampu bersikap reaktif dan antisipatif menghadapi globalisasi ekonomi. Bukan
mengeluh dan berteriak bahwa kita belum siap menghadapi globalisasi tanpa ada
usaha dan kerja keras. Berteriak dan mengeluh bukan merupakan jalan keluar dari
ancaman globalisasi. Kontroversipun muncul di kalangan akademisi, pengamat dan
para pelaku bisnis. Ada yang berteriak lantang, bahwa kita belum siap
menghadapi perdagangan bebas dengan Cina (ACFTA), namun anehnya setelah
ditelusuri siapa yang berteriak lantang? Rupanya berasal dari pengamat bukan
pelaku bisnis. Kalau ada pelaku bisnis yang berteriak belum siap, bisa jadi
mereka adalah pelaku bisnis yang mengemplang pajak. Cukup kita sadari bahwa
globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang mendunia, tetapi tetap
saja berada dalam ranah yang penuh kontroversi.
Di satu sisi globalisasi mempunyai dampak positif di antara aktor-aktor
ekonomi dunia. Mereka meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas,
akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya
kesejahteraan untuk semua. Sebaliknya di sisi lain kelompok anti globalisasi
meyakini bahwa liberalisasi ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan
melumpuhkan yang lemah, menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan struktural
negara berkembang atas negara maju.
Untuk itu globalisasi ekonomi haruslah disikapi dengan kritis, hati-hati,
dan penuh perhitungan. Seperti misalnya dampak perdagangan Indonesia dengan
Cina pasca ditetapkannya ACFTA, apakah membawa nikmat dan berkah atau membawa
sengsara. Atau sengsara membawa nikmat. Membanjirnya produk dari Cina di
Indonesia, di satu sisi bisa menjadi pemicu bangkitnya UMKM di negeri kita
untuk meningkatkan daya saing produksinya. Namun di sisi lain murahnya produk
dari Cina menguntungkan konsumen di negeri kita yang memiliki kemampuan daya beli
terbatas karena berpendapatan rendah.
Peluang Dan Tantangan Koperasi Di Era Globalisasi
Pada waktu krisis
moneter dan ekonomi menghantam Indonesia, ternyata BUMS dan BUMN/BUMD banyak
yang gulung tikar, meninggalkan hutang yang begitu besar. Usaha kecil, Menengah
dan Koperasi (UKMK) yang biasanya dianggap tidak penting dan disepelekan justru
sebagian besar dapat eksis dalam menghadapi badai krisis. Dengan demikian
sector yang disebut belakangan (UKMK) dapat menjadi pengganjal untuk tidak
terjadinya kebangkrutan perekonomian, bahkan sebaliknya dapat diharapkan
sebagai motor penggerak roda perekonomian nasional untuk keluar dari krisis.
Sebagai contoh banyak peluang pasar yang semula tertutup sekarang menjadi
terbuka. Seperti akibat mahalnya harga obat yang sebagian besar masih diimpor,
produsen jamu (ada membentuk koperasi) mendapat kesempatan memperlebar pasarnya
dari pangsa yang lebih menyerupai “ceruk pasar” menuju kepada pasar yang lebih
bermakna. Seandainya globalisasi benar-benar terwujud sesuai dengan sekenario
terjadinya pasar bebas dan persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah
riwayat koperasi. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan
perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asalkan koperasi dapat
berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif
dibandingkan pelaku ekonomi lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan
memang relatif berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi
dapat tergusur dalam percaturan persaingan yang makin intens dan mengglobal.
Kalau kita lihat ciri-ciri globalisasi dimana pergerakkan barang, modal dan
uang demikian bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan
asing(luar negeri)sama, maka tidak ada alasan lagi bagi suatu Negara untuk
menidurkan para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang tidak efisien dan
kompetitif.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/globalisasi
http://eprints.undip.ac.id/13998/1/Eksistensi_Koperasi_Peluang_dan_Tantangan_Di_Era_Pasr_Global….Purbayu_Budi_Santosa_(OK).pdf
http://www.majalah-koperasi.com/gerakan-koperasi-dalam-menghadapi-krisis-global http://olga260991.wordpress.com/2010/10/27/bagaimana-koperasi-indonesia-menghadapi-persaingan-global-globalisasi-ekonomi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar